Menurut hemat penulis, sebenarnya poin penting dari MOS ini adalah wadah untuk bisa menciptakan keakraban antar angkatan, lebih mempererat rasa kekeluargaan. Sebab, bukankah selama ini kita selalu mengusung istilah-itilah “kekeluargaan”. Namun, karena metode MOS yang selama ini kurang tepat, menyebabkan tujuan terpenting dari MOS tersebut tidak sepenuhnya tercapai. Adalah aneh ketika MOS harus diisi dengan hal-hal yang cenderung “bermain” fisik. Sebab tentunya kita semua setuju bahwa kita lebih diorientasikan sebagai pekerja otak bukan otot. Tapi, bukan berarti fisik itu tidak penting. Masalahnya, tujuan dari hukuman fisik saat yunior melakukan kesalahan kadang-kadang menjadi tidak jelas, kurang mendidik, terlalu menjunjung tinggi aturan “senior selalu benar”. Terkadang, kesalahan tersebut sengaja dicari-cari oleh senior. Dan, jangan heran bila hal ini bisa meregangkan hubungan antara yunior dan senior.
Tentunya kita semua menginginkan benar-benar ada rasa keakraban, kekeluargaan, dan rasa saling membutuhkan bukan hanya setelah kita menjadi alumni, namun juga saat masih di asrama. Jadi penulis pikir sudah tidak zamannya lagi MOS yang cenderung melelahkan. Mesti push-up lah, jalan jongkok lah, merangkak lah, dan sejenisnya lah. Kalaupun harus ada, setidaknya sesuai porsi, masih dalam koridor yang dibenarkan.
Lalu kegiatan yang seperti apa yang seharusnya diisi pada masa MOS. Usulan dari penulis adalah kegiatan yang lebih bersahabat. Yang sama-sama mengenakan bagi kedua belah pihak (kakak dan adik kelas). Kegiatan dimana tidak ada arogansi dari kakak kelas karena kesenioritasnya. Jadi dirancang kegiatan yang sedemikian rupa dimana tidak perlu bentak-bentakan, teriak-teriak ataupun hukuman fisik yang cenderung tidak banyak bermanfaat. Misalnya kegiatan training motivasi, kunjungan-kunjungan, atau yang semacamnya. Dan ada baiknya kegiatan seperti ramah tamah antar angkatan dan sharing antar angkatan lebih diperbanyak porsinya. Karena hal yang seperti ini lebih baik ketimbang teriak-teriak tidak karuan, disamping juga bisa menumbuhkan kedekatan secara emosional.
Jadi, atas nama kekeluargaan semoga kita bisa bijak mengambil tindakan agar nanti kita tidak ragu untuk bilang bahwa kita adalah keluarga besar KUSMANSA pemali. Mohon koreksi bila ada yang salah, kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT. (by : x)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar