Hidup Bursa Buku Murah Gramedia!!
--Hoho, kalau bukan krn diskon besar2an sampe akhir bulan dari Gramedia itu, sepertiny note ini akan teramu dlm citarasa yg lumayan busuk—
Pasti pernah ada frasa ini dalam bait doa kita kala merayu Tuhan Terkasih : Tuhan, apa-apa yg Kau Titipkan, adalah KepunyaanMU,,jika tiba saatnya Kau Ambil, tentu saya teramat hina untuk meminta nya kembali..maka saya serahkan padaMU Tuhan, sekiranya saya pantas menerima titipan apa dariMU..
Entah itu tanda kepasrahan, atau sekedar basa basi untuk menarik lagi perhatian Tuhan pada kita, yg pasti, setidaknya itu menandakan betapa tidak berdayanya kita dihadapanNYA, karena semua yang kita pegang, tak lebih dari barang lewat, dan kita serupa terminal transit.
Sembari menunggu titipan yg baru itu datang, beragam cara dilakukan. Saya pribadi, seringkali ‘menggugat’ Tuhan. Tentuny dgn cara sya. Entah itu merayu, memuji, atau bahkan berteriak padaNYA. Semuanya. Dicoba. Smpai 1 ketika, prnh sya tiba di titik dmn saya merasa Tuhan Menutup KupingNya buat sya. Maka sya meronta2, menjambak2 jiwa saya, dan lainnya, untuk ungkapkn, betapa saya bingung kemana lgi hrus meminta pembelaan??.. Ceritanya, saya kehilangan Perak dlm hidup saya. Saya berharap Tuhan Mengizinkan sya menemukan yg hilang itu. Tapi Tuhan sperti membuat labirin buat saya. Saya tau Dia Mengamati saya yg serupa kecoa tersesat yg mencari Peraknya di labirin itu. Maka, saya sebagai kecoa, membalikkan tubuh sya. Memaku tubuh saya sendiri, tak berjalan kemana2. Saya mau tau, apa Tuhan akan Membantu sya menemukan Perak saya, lalu Mengeluarkan sya dri labirin itu, dgn TanganNYA??.. saya menunggu. Menunggu. Terus. Masih menunggu. Sya yakin sebentar lagi Tuhan Turun Tangan. Maka, saya menunggu. Tetap menunggu….
Dan, Tuhan tetap Sembunyikan Tangannya.
Oke lah kalu begitu. Saya lalu balikkan tubuh lagi. Sya berjalan lagi. Tujuan saya hny 1, dlm kasus labirin ini, sya kehilangan Perak sya. Jdi, sya cukup temukan Perak itu lagi, lalu sya akan bisa keluar dri tempat busuk in. Saya mencari ke semua pojok. Tuhan Berbisik pda saya : Maukah kamu bersabar, Saya akan Berikan kamu Perak itu, 1 saat nanti..namun mau kah kau bersabar?? Jika mau, kau bisa keluar dari labirin ini…, tpi tanpa membawa Perak itu..
Saya bersikukuh, ttp ingin menemukan Perak it, sblum keluar dri labirin. Maka, lebih dari serupa kecoa busuk, sya semakin tertatih, semakin dekil dlm kedunguan sya. Memaksa mencari lebih jauh. Sedikit memaksa Tuhan untuk Memudahkan langkah sya. Hati in trlalu angkuh untuk menerima tawaran Tuhan. Terlalu malas untuk menunggu. Saya yakin, saya pantas menemukan Perak itu lagi. Maka, Saya pun berlarian, sampai patah kaki sya yg kurus kecil in.. remuk-remuk rasanya seluruh tulang dan daging, serupa kecoa yg terinjak. Namun kusamnya hati, mbuat sya tak jg menyadari, bhwa tak ada yang dapat saya lakukan jika Tuhan Tak Izinkan.
Hingga sampai di 1 titik, saya, kecoa busuk in, mengaku lelah, hmpir mati. Menangis mengalir seperti sungai. Lunglai tak bertenaga. Untunglah Tuhan Tak Pernah Lepaskan PandanganNya diri saya. Dia kucurkan air pelepas dahaga dan panas ke tenggorokan dan tubuh saya. Kesegaran berlimpah2 sya rasakan. Tak ada lagi Perak di benak sya. Air Cinta dari Tuhan in, sudah cukup. Dan ini lah Uluran Tangan Tuhan yang telah lama sya nantikan datangnya itu. Tangan itu dtg bukn untuk member ganti Perak saya, tapi untuk menarik sya kembali pada pelukanNYA. Jauh lebih indah. Jauh lebih indah. Jauh lebih indah.(By:Ismi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar